Candi Borobudur Wisata Alam Jogjakarta

pesona candi borobudur yang mendunia
candi borobudur merupakan candi budha terbesar didunia yang berdiri megah dan merupakan kompleks stupa terbesar di dunia yang telah diakui oleh UNESCO. candi borobudur tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik yang telah melalui proses pemahatan sedemikian rupa sehingga dapat terkait balok batu satu dengan yang lainnya. selain itu keindahan lain karena candi borobudur mirip dengan bangunan piramida di mesir, hanya bedanya struktur bangunan dari candi borobudur ini punden berundak.
Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang kurang lebih 6 km. Hal ini dipuji sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia. candi borobudur merupakan hasil dari karya seni yang luar biasa. relief-relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka, Awadana, dan Gandawyuda. relief-relief yang terpahat tersebut mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.
Untuk mengikuti alur kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang dikenal dengan istilah pradaksina. Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, pandanglah ke segala arah maka akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga atas keberadaan Candi Borobudur.
di candi borobudur ini juga ditemukan prasasti kayumwungan. Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei 824, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9, berbarengan dengan candi Mendut dan candi Pawon. Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah kepemimpinan arsitek Gunadarma. Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang berjumlah 2.000.000 balok batu yang diusung dari Sungai Elo dan Progo dipahat dan dirangkai menjadi puzzle raksasa yang menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.

Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi. karya agung dari candi borobudur ini menjadi bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat dengan nilai filosofis. konsep yang diambilbadalah konsep mandala yang melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha. bangunan megah ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu).
jika sudah sampai di stupa induk, layangkanlah pandangan kebawah lihatlah dari ketinggian, Candi Borobudur laksana ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi yang berada di tingkatan Kamadatu dan Rupadatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan stupa yang melingkar di tingkat Arupadatu menjadi benang sarinya. Stupa Induk melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur menggambarkan Buddha yang sedang duduk di atas kelopak bunga teratai.

Menikmati kemegahan Candi Borobudur tidak hanya cukup dengan berjalan menyusuri lorong dan naik ke tingkat teratas candi. Satu hal yang jangan dilewatkan adalah menyaksikan Borobudur Sunrise dan Borobudur Sunset dari atas candi. Siraman cahaya mentari pagi yang menerpa stupa dan arca Buddha membuat keagungan dan kemegahan candi lebih terasa. Sedangkan berdiri di puncak candi di kala senja bersama deretan stupa dan menyaksikan sinar matahari yang perlahan mulai menyelinap akan menciptakan perasaan tenang dan damai.
< >

Sejarah Kota Temanggung Jawa Tengah



Kota Temanggung dalam Kenangan dan Perjuangan

[temanggung.JPG]

Taukah anda kabupaten Temanggunag bnyak menyimpan bangunan lama serta pusaka peninggalan zaman Belanda. Pusaka yang terdapat di Kabupaten Temanggung ini adalah pusaka Temanggung dan pusaka Parakan. Sama halnya dengan Yogyakarta dan Magelang di Temanggung ini juga sempat bermukim orang-orang Belanda serta terjadi agresi pasca Kemerdekaan RI.
Pertama, dimulai dari pintu masuk Kabupaten Temanggung. Terdapat Wisma Soemodilogo, yang terletak di Jalan Kanjengan C-3 desa/kecamatan Kranggan. Saat ini bangunan kuno ini digunakan sebagai wisma dan tempat pertemuan yang dikelola oleh Yayasan Keluarga Soemodilogo. Pada zaman Belanda dulu wisma ini merupakan tempat tinggal Bupati Temanggung ketiga (1848-1878) Ario Holland Soemodilogo.
Kedua, setelah dari desa Kranggan menuju ke Kali Progo yang membelah kota Temanggung ini, tepatnya di desa Jumprit, kecamatan Ngadirejo. Sungai atau kali progo ini juga mengalir menyusuri Magelang, Sleman, Kulonprogo, dan Bantul dan berhulu di Samudera Hindia. Sekitar tahun 1948-1949 sungai ini pernah berwarna merah karena mengalirkan darah para pejuang. Kejadian ini tepatnya terjadi di atas jembatan progo yang dibangun pada tahun 1900. Jembatan ini menjadi saksi bisu peristiwa pembantaian terhadap para pejuang pada saat agresi Belanda. Dari atas jembatan progo ini pejuang dibantai dan dilempar ke sungai. Sehingga pada Desember 1948 kota Temangguna dikuasai Belanda, pada saat itu pasukan KNIL di bawah pimpinan Van Der Zee yang melakukan penangkapan besar-besaran kepada siapa saja yang dicurigai sebagai pejuang dan akhirnya dibantai.
Ribuan korban berjatuhan dari atas jembatan progo ini sehingga setiap hari Pahlawan yakni tanggal 10 November diadakan upacara di tempat ini. Tidak jauh dari jempatan progo ini terdapat taman makam Pahlawan. Di ujung kiri jembatan dari timur terdapat Prasasti yang bunyinya “Aku ta’ ketewa….. Aku rela ……..mati untuk tjita2 sutji nan mulja Indonesia Merdeka, Adil, Makmur, Bahagia. Temanggung, 22/12/48.
Ketiga, bangunan lama yang sekarang beralih fungsi menjadi stasiun Temanggung terletak di Banyuurip, Temanggung. Stasiun ini masuk wilayah Daerah Operasi (Daop) Wilayah VI Yogyakarta. Stasiun ini dibangun 1907 oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatscappij (NIS), yang merupakan perusahaan kereta api Hindia Belanda untuk angkutan penumpang dan tembakau di Temanggung. Stasiun ini dahulu merupakan salah satu stasiun besar di jalur kereta api Secang-Parakan. Namun tahun 1973 stasiun dan jalur ini secara resmi ditutup. Setelah ditutup sebagian bangunan di bongkar dan dijadikan tempat tinggal. Saat ini bekas stasiun telah diubah namanya menjadi Gedung Juang 45 dan menjadi kantor secretariat Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri).
Selain stasiun Temanggung yang juga ditutup dan dialih fungsikan, stasiun parakan juga bernasip sama. Stasiun kereta api ini berada di Campursalam, Parakan, masuk wilayah terminal, stasiun ini terletak di wilayah Daop Wilayah VI Yogyakarta. Dulu stasiun ini merupakan stasiun paling ujung di jalur kereta api Secang-Parakan. Stasiun ini dibuka pada tanggal 1 Juli 1907 oleh NIS dan dilengkapi dipo kereta api dan otomotif, gudang, dll. Stasiun Parakan ini terletak tak jauh dari stasiun Wonosobo, namun NIS dan Serajoedal Stoomtram Maatscappij (SJS), tak berminat untuk menyambungkan kedua stasiun ini. Kemudian stasiun ini diambil alih oleh Djawatan Kereta Api RI hingga tahun 1970-an stasiun ini tetap ramai sampai akhirnya 1973 jalur ini secara resmi ditutup.
Parakan pada zaman Belanda merupakan ibukota Kabupaten Menoreh yang kini menjadi kota kecamatan. Di kota Parakan ini banyak sekali peninggalan-peninggalannya seperti Kelenteng Hok Tek Tong, Toapekong yang dipuja adalah Hok Tek Tjeng Sin yang dikenal dengan Dewa Bumi atau dalam bahasa Jawa Pepunden Baureksa Dharma Selamat. Di kota Parakan ini sepanjang Jalan Bambu Runcing banyak dijumpai bangunan tua berarsitektur Cina yang sekarang beralih fungsi menjadi gudang tembakau yang masih berdiri kokoh, gedung bioskop dan rumah hunian. Di sinilah Cina Town Parakan yang juga dikenal dengan adanya pendekar kungfu asli murid Shaolin Louw Djing Tie yang terdampar di Parakan yang mengajarkan Kungfu.
Pada masa Kolonial Belanda, masyarakat Parakan di bawah pimpinan Kiai Subkhi melakukan perlawanan terhadap Belanda. Hingga kini nama Kiai Subkhi atau Subuki terkenang dalam ingatan masyarakat Temanggung karena keampuhannya kebal tembakan. Keren kan. Perlawanan kala itu hanya menggunakan bamboo runcing, oleh karena itu diabadikan sebagai nama pondok ‘Kiai Parak Bambu Runcing’.
 sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj8mwPMBf7R0H_q_X2HzsGHVxqI4Pdbpj7XhAUbDXrmiecWOH2khTGOXQGdWKL3ewqmvgSQlH4ZduFVvyH8deciHdFfQm11YwXaH25iuh5Vjeo7VPLcxIDOZAlp5wbubNbceohFfVDBuM/s1600-h/temanggung.JPG
< >

Keindahan Matahari Terbenam Di Candi Ratu Boko



Sunset di Candi Ratu Boko 

sunset-ratu-boko-430x280 
Fenomena terbenamnya matahari di sore hari atau sering disebut sunset merupakan suatu pemandangan yang banyak diburu dan akan meninggalkan kenangan tersendiri bagi pengunjungnya. Salah satu tempat yang asyik untuk menikmati panorama yang eksotis itu berada di atas perbukitan, tepatnya di petilasan atau situs Candi Ratu Boko.
Untuk menikmati sunset pengunjung harus sampai di situs Candi Ratu Boko sebelum jam 16.00 WIB. Serta pastikan cuaca di kala itu dalam kondisi cerah. Setelah sampai di situs Candi Ratu Boko bergegaslah menuju gerbang situs karena di titik inilah keindahan sunset dapat dinikmati. Posisi yang nyaman untuk menikmati sunset di situs Candi Ratu Boko itu berada di anak tangga gerbang, tengah gerbang atau di bagian pelataran atas setelah masuk ke gerbang situs Candi Ratu Boko.
Di petilasan atau situs Candi Ratu Boko inilah terlihat jelas matahari serupa bola kuning yang perlahan tenggelam. Cahaya kuning keemasan Nampak indah mengelilingi bola kuning yang cahayanya berpendar ke angkasa. Bila kita melihatnya di pelataran setelah masuk gerbang terlihat bola kuning berada dalam kurungan gerbang situs Candi Ratu Boko. Keindahan sunset di Candi Ratu Boko ini hanya berlangsung beberapa menit saja, meski begitu keindahannya akan memberikan pengalaman tersendiri.
Lokasi dari situs Candi Ratu Boko ini tidak jauh dari Candi Prambanan, tepatnya di Jalan Solo Km 17, Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Dari pertigaan Prambanan belok ke kanan dan kurang lebih 3 km dari situ adalah kompleks Candi Ratu Boko. Kira-kira 18 km sebelah timur kota Yogyakarta atau 50 km barat daya kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Petilasan Candi Ratu Boko merupakan sisa-sisa kemegahan kerajaan yang dibangun pada tahun 746 M -784 M oleh seorang Raja Rakai Penangkaran, yang merupakan keturunan Wangsa Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno.
Dahulu petilasan ini merupakan wihara dengan luas hampir 2,5 hektare. Wihara ini dipakai oleh Rakai Penangkaran untuk menyepi dari hiruk pikuknya dunia. Berpuluh-piluh tahun kemudian, sekitar tahun 856-863 M, Rakai Walang mengubah wihara ini menjadi keraton yang megah lengkap dengan fasilitas pertahanannya.
Selain menikmati keindahan sunsetnya, kita juga akan disuguhi dengan area padang rumput yang indah. Selain itu semburat awan hitam yang muncul di langit, siluet gapura petilasan, matahari yang bulat utuh serta rona jingga yang menyala perupakan perpaduan yang sangat indah yang disuguhkan oleh kompleks kawasan Candi Ratu Boko ini. Jelas sekali Rakai Penangkaran tidak salah memilih tempat untuk menyepi, selain jauh dari keramaian, panorama yang disuguhkan juga sangat indah.
Secara administrative situs Candi Ratu Boko ini terletak di wilayah dua pedukuhan yakni dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan dukuh Sumberwatu, desa Sambireja, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman. Lokasi sisa bangunan Candi Ratu Boko berada di atas bukit yang berasal dari cabang sistem Pegunungan Seribu. Sebuah prasasti Abhayagiri Wihara berangka tahun 792 M menjadi bukti ditemukannya situs Ratu Boko. Dalam prasasti ini menjelaskan bahwa seorang tokoh bernama Tejahpurnapane Panamkarana atau Rakai Penangkaran, serta menyebutkan suatu kawasan wihara di atas bukit yang dinamakan Abhayagiri Wihara.


sumber gambarhttp://ensiklopediaindonesia.com/wisata-indonesia/wisata-sejarah-budaya/indahnya-sunset-di-candi-ratu-boko-yogyakarta/
< >